Sejarah IPMT PUTIIN

 CATATAN KENANGAN SEJARAH

Tidak ada yang namanya autodidak. Yang ada paedagosis melalui pendidikan formal dan informal serta nonformal. Secara langsung seorang individu akan belajar melalui tingkah laku individu dalam interaksi sosial dan melaluinya seorang individu akan terbentuk kepribadian hasil dari hubungan sosial tadi. 
Tiada jalan kalau tidak ada jalan. Orang harus lintas melalui jalan yang sudah ada. Orang akan menyeberang melalui jembatan yang sudah ada. Orang tidak akan membuka lahan baru tanpa survei sebelum nya. 

Di petang sore 17:00 - petang malam 19:17 selesai, Waena-CAFE Mega-Waena 16 Desember 2019.
Pada waktu itu, di hadir oleh beberapa senior beserta adik-adik ku yang baik antara lain
1. Senior Jeri Wamuni alias Kugumba Tadiagoni Wamuni
2. Senior Noak Holombau alias Noabale Noabale, 
3. Senior Agustus Ugipa alias Mbugulodubume Ugipani, 
4. Adik Norpen Bagubau alias Lanjutan dan
5. Adik Aminadap Ugipa alias Ugipani Amix serta termasuk saya kami ber-enam orang makan bersama di Cafe sambil diskusi. 

Tidak perlu saya menjelaskan secara detail isi dan hasil diskusi kami. 
Mereka adalah mentor saya dalam pengarahan dan nasehat dan berikan drive. Saya akan masih ingat kebaikan mereka, bersedia untuk berbagi hal-hal positif melalui semua cara dan tempat yang berbeda. Tak ada guru tanpa murid dan sebaliknya, sebab saling membutuhkan belajar dan mengajar, membayar dan dibayar. Tetapi berbeda dengan mereka. Mereka siap ketika kita bersedia, mereka mau ketika kita diminta. Mereka akan berikan apresiasi ketika bersalah, mereka memuji ketika kita rasa kurang bisa. Itulah mereka. 

Walaupun tidak mencatat dalam buku sejarah kebaikan mereka tetapi aku mencatat buku pribadi saya kenangan spesial yang pernah saya dapat dari mereka. 
Saya tidak menjelaskan isi agenda dan rumusan simpulan hasil diskusi, tetapi pasti mereka akan ingat sewaktu baca post saya di dinding Facebook ini.

Komentar