INDUSTRI TEKNOLOGI DAN HIDUP PEMUDA KRISTEN [Tantangan dan Membentuk Moralitas Orang Muda/i Kristen Masa Disrupsi Industri Teknologi]

 

INDUSTRI TEKNOLOGI DAN HIDUP PEMUDA KRISTEN
[Tantangan dan Membentuk Moralitas Orang Muda/i Kristen Masa Disrupsi Industri Teknologi]


By Hengki Wamuni

Apa?

Generasi masa sekarang ini para pakar menyebutkan bahwa generasi digital. Generasi digital adalah generasi yang tumbuh besar di era digital, dimana industri teknologi memainkan peran penting di dalam seluruh aspek dan atau bidang kehidupan manusia. Sebut generasi digital mengacu pada dua maksud, yakni pertama generasi yang lahir setelah perkembangan modern telah terjadi. Yang kedua, semenjak berusia balita sudah bisa menggunakan pawai sehingga terbentuk ketergantungan pada teknologi sudah terjadi pada usia dini.

Kapan/Dimana?

Pada abad ke 21 yang menandai oleh kemajuan teknologi dan informasi keterhubungan antar dunia dan akses informasi menjadi sangat mudah melalui internet dan berbagai alat platform yang tersedia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat turut mempengaruhi setiap daya, karya termasuk perasaan pun bisa dimanipulasikan oleh kecerdasan buatan. Arus dinamika kemajuan secara mendasar mengeser cara manusia berpikir, berkomunikasi dan berhubungan sosial-termasuk bidang ekonomi, politik dan sosial ikut berubah. Bahkan pun tindakan manusia dewasa ini yang terkesan aneh tapi nyata pun juga telah menyaksikan oleh khalayak. Seolah-olah gaib teknologi mampu memanipulasi jiwa, roh, emosi dan perilaku manusia menjadi yang lain sehingga terjadi hilang kendali atas hidupnya. Akibatnya permasalahan nilai-nilai hidup yang hakiki dalam keberadaan manusiapun ikut merosot. Hingga masuk mengagu ranah entitas manusia lebih tinggi, yakni sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia (Kejadian 1:26).

Siapa?

Pemaknaan atas kata pemuda kristen mengacu pada orang-orang golongan muda-mudi penganut agama Kristen. Pemuda-pemudi Kristen tidak saja pada sisi statusnya. Melainkan dimaksudkan kepribadian diri dan perilakunya terintegrasi pola hidup yang diajarkan Firman Allah, hukum moral dan etika serta norma budaya yang baik. Prinsip hidup sebagai pemuda Kristen ditegakan di tengah berbagai hal positif maupun negatif ditampilkan melalui media minstream. Tentu kembali standar karakter dan pondasi iman. Karakter dan moralitas menjadi tolok ukur bagaimana memaknai dan respon terhadap dinamika modernitas dewasa ini.

Mengapa?

Teknologi sebagai alat membantu aktivitas manusia menjadi lebih mudah, efektif dan optimalkan ternyata teknologi membawah dampak negatif yang harus dicermati secara seksama. Ironisnya konten bermuatan hal-hal negatif amat cepat menita peratian warga net dan lebih banyak followernya. Paparan media sosial yang menampilkan konten tidak patut berdampak pada kebejatan moral. Tontonkan konten bobrok dalam waktu yang lama akan menstimulus pada keinginan. Setelah memunculkan keinginan akhirnya terlibat dalam proses aksi nyata.

Pada tingkat muda merasa cemas dan takut menjauhi smarphone, menghabiskan lebih banyak waktu berada di layar heanphone. Sampai pada gangguan mental akibat kecanduan media sosial, seperti depresi, kehilangan minat, kekurangan tidur dan isolasi diri. Sehingga berada dalam lingkaran kungkungan media sosial yang tak mampu lagi membebaskan dirinya. Lebih fatal perlakuan penyimpangan adalah secara sadar maupun tidak sadar menyebarkan identitas pribadi dalam bentuk foto dan video dibagian secara online. Salah gunakan oleh pihak ketika sehingga hancur privasi dan merusak reputasi dirinya.

Kalimat baru yang kini populerkan oleh pengiat studi untuk orang muda mereka kemukakan istilah “pengaruh lingkungan sosial baru”. Penggunaan atas kalimat pengaruh lingkungan sosial baru tersebut mengacu kepada sikap hidup yang suka meniru gaya hidup baru seperti cara orang-orang belahan dunia lain sekalipun bertentangan dengan norma budaya dan pola hidup Kristen. Mengikuti pola hidup yang ditandai serba bebas dan maju seperti dunia barat, generasi alpha anggap terlampau lama kebiasaan hidupnya sendiri. Tanda ketinggalan zaman apabila memegang teguh pada nilai-nilai hidup asli dan penggunaan alat tradisional. Pradigma yang keliru ini dapat menjebak sendiri dalam praktek hidup yang bertolak belakang dengan normal hidup Kristen, etika hidup termasuk nilai-nilai budaya baik. Dimana klaim mengikuti pola hidup baru seperti umat manusia di belahan dunia lain adalah sebagai langkah mereka  mengikuti arus modernitas. Karenanya kalangan muda dewasa ini dengan lentur meniru gaya hidup seperti pertontonkan di berbagai media sosial. Misalkan model berpakaian, gaya berfoto, seni hidup, pergaulan, dan cara berkomunikasi. Kemudian merasa jijik terhadap warisan budayanya sendiri.

Mengapa dan Bagaimana?

Pola Hidup pemuda lebih cenderung bergantung kepada smarphone ini menjadi tandangan kuat bagi moral pemuda Kristen. Menghabiskan lebih banyak waktu asyik dengan gadget mengurangi proses interaksi sosial. Termasuk persentuhan dengan relasi dengan ilahi akan berubah perhatian pada aktivitas dunia maya dari pada ajaran Firman Allah. Ketika lebih banyak berinteraksi dengan gawai, hal ini menjadi ilah yang sedang kendalikan hidup kita. Hal ini masalah fundamental karena kita belum terbentuk karakter rohani kita yang lebih baik. Sebab itu berikut ini langkah-langkah membentuk perkembangan moralitas pemuda Kristen dari dua sudut pendekatan, yakni refleksi secara Alkitabia dan sekurel.

Kendalikan Diri

Dari sebuah proses perubahan dunia yang amat pesat dengan transformasi kecanggihan alat teknologi memberikan peluang sekaligus tandangan dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini tergantung pada sikap kita meresponi terhadap tuntutan zaman dewasa ini. Eksistensial pemuda memiliki posisi yang amat penting sebagai kekuatan (aset hidup) parameter perubahan itu sendiri. Dalam visi ini, maka mengembangan proses pemikiran kritis serta meningkatkan daya kuriositas yang tinggi. Daya nalar pemuda yang kritis dia akan selalu bertanya pada setiap hal yang terjadi dan menemukan ide-ide baru untuk mendorong suatu perubahan baik dalam diri dan masyarakat umumnya. Dengan keingintahuan besar memungkin kita menemukan informasi dan hal-hal baru untuk memperkaya tingkat informasi dan merangsang otak secara betul.

Refleksi Aklitabia

Paling mendasarnya membenahi diri dengan dasar-dasar ajaran iman kristen, hukum moral dan spritual serta etika hidup. Perintah untuk membimbing orang muda merupakan pesan Firman Tuhan supaya mengarahkan anak-anaknya kepada ketaan terhadap Firman Allah (Ulangan 11:19). Tujuannya berpedoman pada sikap hati terpenuhi oleh Firman Allah. Bermaksud pikiran, perasaan dan dasar pegangan yang benar dan baik menurut standar Firman Allah. Agar Firman itu tetap menempatkan dihadapan kita orang muda menuntun jalan dan pedoman bagi perilaku (Mazmur 119:30). Membaca Firman Tuhan akan menemukan pengajaran tentang kebenaran, menegur kita atas perbuatan yang keliru supaya memperbaiki kelakuan. Saat membaca Firman Allah kita dapat bantuan dan memperlengkapi setiap perbuatan baik untuk menjalankan tugas-tugas kita (2 Tim 3:16). Lalu menghidupi sesuai dengan hukum, perintah dan landasan Firman (Yosua 1:8-9). Langkah berikutnya transformasi rohani kita melalui pembaharuan pikiran dan hati merupakan inti dari pembentukan moralitas (Roma 12:2). Menyadari penggunaan media yang tidak wajar sebagai perbuatan dosa. Perbuatan yang mengikuti kemauan sendiri harus ubah dan tuntuk kepada Allah. Lalu mengenal kehendak Allah dan melakukan sesuai kewajiban-kewajiban yang ditetapkan (Efesus 4:22-24). Menempatkan Tuhan paling pertama dari segala hubungan dan kepentingan diri (Matius 6:33). Memurnikan hati kita sehingga pancarkan nilai-nilai hidup yang baik dan benar sesuai ketentuan Allah. Salah satu implikasinya menguai diri dari segala kecenderungan kebejatan (Galatia 5:23).

Konklusi

Standar karakter rohani merupakan tolok ukur di dalam menentukan atas pilihan-pilihan dan memaknai terhadap dunia. Nilai-nilai moral tersebut menjadi pedoman dalam berfikir dan berperilaku. Sehat secara rohani dan mental seseorang dengan mudah mengevaluasi diri dan mengambil keputusan untuk tidak peka terhadap perilaku amoral. Keputusan yang benar akan memberi manfaat atas dirinya sendiri karena kita adalah penentu dari keputusan kita sendiri. Dalam hal ini hanya dirinya adalah pengendali atas hidup, dalam pengertian mengendalikan diri di dalam melakukan akses terhadap media minstream.

Komentar