LOKAKARYA PELATIHAN DOKUMENTASI DAN KEAMANAN DIGITAL KE BALI 2023

 LAPORAN LOKAKARYA PELATIHAN DOKUMENTASI DAN KEAMANAN DIGITAL DI BALI 2023


By Hengki Wamuni

Bali, 31 Mei 2023

SAMBUTAN PEMBUKAAN KEGIATAN OLEH IBU JENEVER

Pemutaran satu klipan perekaman video singkat sambutan oleh Ibu Jenever Penanggung Jawab Advokasi HAM di tingkat Internasional Dewan Gereja Dunia (WCC) menyampaikan salam hangat kepada peserta Lokakarya Pelatihan Dokumentasi HAM dan Keamanan Data dan juga pemimpin gereja di Papua. Ia juga sangat memperhatinkan keadaan HAM di tanah Papua. Dan berpesan untuk semangat kerja dalam memajukan HAM tingkat Nasional dan Internasional. Ia menyampaikan permohonan maaf yang mendalam karena tidak bisa hadir secara langsung untuk menemui para peserta di bali karena pekerjaan yang begitu padat.

NAMA KEGIATAN

Nama kegiatan; Pelatihan Dokumentasi HAM dan Keamanan Data.

TEMA

Tema kegiatan ini; Lokakarya Pelatihan Dokumentasi HAM dan Keamanan Data untuk Pekerja Gereja di Papua.

LATAR WAKTU DAN TEMPAT

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan; Bali Hari Sabtu, 26 Mei – 02 Juni 2023. Tanggal 26-30 Mei peserta mengikuti pelatihan full time. Tanggal 31-02 Juni istrahat dan refreshing kunjungan tiga wisata di Bali.

TUJUAN

Pihak Dewan Gereja Papua (WPCC) dan Dewan Gereja Dunia (WCC) terorganisir kolaborasi untuk inisiasi memberikan pelatihan Dokumentasi HAM dan Keamanan Data untuk pekerja gereja di Papua bertujuan untuk memajukan HAM di Indonesia dan tingkat internasional. Inisiasi ini lahir karena merasa gereja berada dekat sekali dengan umat. Karenanya ia sangat mengerti kenyataan yang dialami warga jemaat. Selain itu, gereja memiliki panggilan mengumuli persoalan pastoral ldi tanah Papua.

KEGIATAN LOKAKARYA PELATIHAN DOKUMENTASI

Kegiatan Lokakarya Pelatihan Dokumentasi ini telah diikuti selama empat hari dan penilaiannya terhadap berjalannya kegiatan ini sangat baik karena menerapkan metode Interaktif, prakmentasi dan santai tetapi fokus.

Pengarahan Moderator West Papua Council Churches (WPCC) Dr. Benny Giyai, Ph. D

Pos 7 Sentani di ruangan S2 Teologi STT Walter Post pada hari Rabu, 23 Mei 2023 mendapatkan arahan langsung dari Dewan Gereja Papua. 22 Peserta Pelatihan dokumentasi mendapatkan arahan yang dipimpin langsung oleh Moderator Dewan Gereja Papua Dr. Benny Giyai. Realitas Papua yang begitu kompleks dan terluas kami telah ada dalam keadaan yang begitu lama. Kita bangsa yang sudah lama berdiri tanpa dasar-satu bangsa tanpa budaya dan sejarah. Data menjadi ihwal yang amat penting. Data itu kekuatan kita, punya nyali dan bergema besar. Pada akhiran penyampaiannya, mundur dari tempat berbalik muka ke belakang dan mengatakan bahwa; saya selesai, saya mencuci tangan. Sekarang saya kembalikan ke kalian, sekarang ada pada pundak kalian. Selamat datang dan selamat berjuang. Bagi saya pernyataan sederhana ini sangat keras menandang kita semua supaya jangan santai-santai dan merasa biasa saja. Ia menandang kita dalam kesadaran semu dan apatis untuk menentukan pilihan dan menemukan peran serta terlibat menyikapi berbagai realitas sebagai tugas tanggung jawab yang merasa terpanggil dari kesadaran diri pribadi.

Dilanjutkan oleh Ibu Rode Wanimbo; saya kuat saat saya melihat kalian semua kita bertemu di tempat ini. Merupakan satu pernyataan yang keras tentang perlu adanya kolaborasi tanpa mengantarkan institusional, mengedepankan satu kesatuan dalam kerja keadilan dan perdamaian bagi tanah Papua. Pendapat itu dikuatkan juga oleh Pdt. Yaved Pigai; tidak ada tempat lagi mengandalkan nama denominasi berjalan sendiri-sendiri. Saatnya kita harus bekerja sama bergantengan tangan untuk kerja nyata di lapangan. Kemudian harapan itu diteguhkan berkat permohonan dalam doa yang dipimpin oleh Rut Labene salah satu peserta Pelatihan dan dokumentasi dan Keamanan Digital utusan gereja Kingmi.

Rute Jalan Papua to Bali

Pada hari jumat, 25 Mei 2023 pada pukul 12:15 WIT berangkat dari Bandara Internasional Sentani Papua tibah di Makassar pukul 03:15 WIB. Dari Makassar translite Bali. Turun Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pukul 08:13 malam WIB langsung menuju tempat pengginapan Kampung Vila Damai kab Badung Bali.

Hari Ke-1 Jumat, 26 Mei

Pada hari Sabtu 26 Mei Setelah sarapan pagi, pukul 09:15 dimulai kegiatan mengawali dengan introduksi antar Tim dengan peserta Pelatihan Dokumentasi. Tidak melampirkan nama-nama Tim pelatihan disini untuk menjaga keamanan mereka.

Peserta yang mengikuti Lokakarya Pelatihan Dokumentasi berjumlah 36 orang, terdiri dari utusan Agama dan ada juga unsur Jurnalis dari Papua. Inisial FB (nama orang) memberikan pemahaman prosedur mengirim data langsung dari lapangan. Tetapi juga kesulitan yang dia alami ketika menerima laporan dari Papua. Papua begitu lama rentetan berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi menurut anggapan masyarakat Papua. Akan tetapi, dunia tidak begitu mengenal nama Papua dan situasi apa yang terjadi. Hal itu terjadi karena masyarakat yang terkena dampak tidak begitu serius mengerjakan soal kemanusiaan, kekurangan audit data (tidak akurat dan lengkap), tidak kuat dalam terjalin hubungan dengan lembaga-lembaga tingkat internasional melalui mekanisme diplomat untuk memajukan HAM di tanah Papua.

Materi pertama dipandu (FB) dari HMR; memperkenalkan Advokasi HAM tingkat Internasional di PBB. Materi dimulai dengan sejarah, jalur dan strategis advokasi HAM tingkat Internasional di PBB. FB juga memberikan suatu langkah memajukan isu HAM Papua ke tingkat Internasional melalui mekanisme lobi atau Diplomat memanfatkan momentum forum-forum tertinggi seperti Universal Periodic Review (UPR) ataupun pertemuan rutin lainnya melakukan hubungan dengan Lembaga Tingkat Internasional keterwakilan negara lain dan memberikan tren dan perkembangan berhubungan dengan gambaran situasi HAM di papua secara umum. Sebelum melakukan hubungan dengan lembaga-lembaga terpercaya tersebut, menyusun dan membuat pola pelanggaran HAM, melatih diri untuk presentasi pelanggaran HAM secara Umum  dan dalam waktu yang singkat. Tangkapan atas pertanyaan Eneko Pahabol, ketika di counter salah satu Isu oleh otoritas negara, maka isu itu harus diangkat kembali berdasarkan dengan rekomentasi oleh negara sendiri atau negara lain jika ada, dan membangun kesadaran publik melalui media dan literasi, demonstrasi dst.

Sesi Kedua, memaparkan sejarah singkat berdirinya Dewan Gereja Papua beserta kerja-kerja nyata  di lapangan yang dipandu oleh Ibu Rode Wanimbo. Melalui hadirnya kesatuan Oikumene ini gereja telah melakukan terobosan baru dengan mengagas Teologi Kontekstual dan memperjuangkan HAM di Tanah Papua melalui literasi, kunjungan dan pendamping korban hukum, beserta upaya terjalin hubungan dengan lembaga lain tingkat Regional, Nasional dan Internasional.

Salah satu contoh langkah kogrit gereja menyikapi penderitaan terlama, Eneko Pahabol mempersentasikan hasil Investigasi terfokus Pegunungan Bintang melalui kerja sama antara Dewan Gereja Papua (WPCC) dengan Dewan Gereja Dunia (WCC).

Heri Kedua, Minggu 27 Mei

Pembukaan kegiatan dimulai dengan ibadah singkat yang dipandu Rutina Labene dan pelayanan renungan di bawahkan oleh Pdt. Yaved Pigai yang terambil dari teks Keluaran 14. Berikut pokok bahasan; 1) Kesatuan bangsa Israel, 2) Pendataan Data realitas, dan 3) Hasil Data menjadi bahan Doa. Kemudian di lanjutkan dengan refleksi kembali kegiatan yang dilewatkan sehari sebelumnya.

Materi pertama dibawahkan oleh YB Pemerhati Keamanan Digital/Jurnalis Lepas dengan topik; Dasar-dasar Fotografer dan Dasar-dasar Videografi. Pokok materi yang disampaikan seputar komposisi dan teknik pengambilan Gambar serta proses editing video. SH juga adalah seorang jurnalis lepas Internasional menambahkan, mengambil camera sasaran ke matanya dengan tujuan untuk memanusiakan mereka. Kemudian Sean membagikan Dombet Paradale. Dombet Paradale adalah salah satu alat (keamanan digital fisik) berfungsi untuk terlindung dari deteksi melacak lokasi keberadaannya.

Setelah istrahat 15 menit, Yerry kembali lanjutkan materi dengan judul; Keamanan Digital. Pengamanan keamanan Hand Phone dan pengopersian platform. Salah satu Sowtware aman digunakan tanpa ada pengawasan atau kontrol oleh pihak otoritas adalah aplikasi Non-Signal. Kemudian memberikan bimbingan langsung mengatur setingan cara menghindari jebakan pihak terkait.

Hari Ketiga Senin, 28 Mei

Berikutnya hari ke tiga, Penyampaian materi ke pertama dengan judul; Jurnalisme Investigasi dan Teknik Menulis Berita oleh Jurnalis Senior Papua Viktor Mambor. Pemaparan materi dimulai dari Konsep Investigasi, tahap dan proses Investigasi, Kode Etik, sampai penyampaian Laporan hasil Investigasi data lapangan, dan rekomentasi-rekomentasi.

Standarisasi Investigasi yang digunakan terhadap isu-isu umumnya di Indonesia jauh berbeda dengan Investigasi untuk persoalan di Papua. Perbedaannya terletak pada strategis lincah, trik mumpuni, dan pendekatan khusus. Pelekatan stigma buruk terhadap orang asli Papua yang berambut kriting dan kulit hitam mempengaruhi pola fikir dan cara pandang (indoktrinasi politik) rakyat Indonesia non-orang Papua. Selalu dicurigakan setiap gerakan dan kegiatan masyarakat asli Papua tanpa melihat status sosial dan tingkat kapasitas mereka. Hal itu menyebabkan kesulitan berat yang sering di alami dalam proyek Investigasi isu-isu menyoal Papua, bahkan membatasi kunjungan Komisi HAM PBB dan Wartawan Asing ke Papua. Menyadari tujuan investigasi untuk membongkar konspirasi politik dan skandal bias otoritas yang selama ini ditutupi publik.

Viktor secara terus terang menyatakan bahwa persoalan Papua sangat kompleks dan beragam, kerja Investigasi khusus di Papua merupakan suatu kegiatan tabu. Sebab, Investigasi mengenai persoalan Papua sangat berat dan membahayakan bagi keselamatan diri. Lebih dari pada itu perihal keamanan dan keselamatan bagi pihak yang sedang mengadakan pengajian data, menjaga psikologis dan perlindungan bagi para korban. Sekalipun kelihatan begitu berat resiko keamanan, Viktor menganjurkan beberapa trik dan strategis yang digunakan dalam melakukan investigasi khususnya kaitan kasus HAM Papua;  1) tidak membuka tujuan kegiatan, 2) sembunyikan diri, 3) mengetahui tokoh-tokoh inti sebagai sumber informan, 4) mengedepankan non-Papua, 5) sebelum terjun ke lapangan mempersiapkan pinang, rokok, dan gula kopi salah satu pendekatan mengkomunikasikan dengan responden, 6) minta surat tugas kepada lembaga gereja dan Perusahaan Media untuk jaminan keamanan dst.

Hari Ke-4 Selasa, 29 Mei 2023

Selanjutnya masuk pada hari keempat, Mulai pukul 09:15 WIB dengan refleksi ulang materi yang dipelajari tiga hari sebelumnya. YB memandu Praktek teknik wawancara dalam perekaman atau pengambilan Video.

Setelah makan siang pukul 01:15 WIB, Praktek pembuatan berita, mewawancarai langsung dengan masyarakat korban, dilanjutkan dengan membuat berita berdasarkan 6 unsur berita yang dibimbing langsung oleh Viktor Mambor. Praktek pengambilan video setelah setiap kelompok tiga orang. Satu orang berperan sbg reporter, pewawancara dan orang yang sedang di wawancara. Cara yang sama saling menukar perang.

Pukul 03:20 membuka ruang diskusi rencana kerja kedepan, sebagai pokok bahan diskusi dari apa yang menjadi Isu bersama, Kondisi Bersama dan Tugas bersama dari beragam permasalahan Papua. Kesimpulan didapatkan, Buatkan Satu melakukan pertemuan bersama tiga bulan sekali pemaparan hasil temuan kasus baru di lapangan.

Kegiatan berakhir dengan penyerahan Noken Tradisional Papua oleh Ibu Rode Wanimbo kepada Tim Pelatihan. Saat penyerahan Noken khas Papua terbuat dari serat kulit kayu di dalamnya berisi Kopi di bawah langsung dari Papua, Ibu Rode berpesan kepada mereka supaya jangan lupa Papua. Noken merupakan salah satu simbol mengantongi atau memberikan suatu beban tanggung jawab moral kepada Tim Pelatihan.

Menutup Kerangkaian Acara Lokakarya Pelatihan Dokumentasi dengan kesan dan pesan dan doa berkat yang dipimping langsung oleh Ibu Fransina Yoferi – selaku anggota Dewan Gereja Dunia.

REFLESHING KUNJUNGAN OBJEK WISATA BALI

Seusai pelatihan dokumentasi selama empat hari Vila Damai Kuta Utara, pada hari Rabu, 30 Mei 2023 berkunjung tiga Objek Wisata Bali; Tanah Lot Bali kab Tabanan Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, dan Pantai Pandawa.

Keunggulan Provinsi Bali terletak pada destinasi Wisata populer yang menarik peratian turis dari berbagai negara di dunia. Pada sisi yang lain, adat istiadat tercermin dalam segala aspek kehidupan. Warga asing para pengunjung Bali sangat menghargai sistem agama dan budaya setempat. Hampir semua masyarakat Bali menganut Agama Hindu. Akan tetapi perilaku sistem pembagian kelas sosial dalam kehidupan sehari-hari tidak berlaku. Masyarakat Bali memiliki ada istiadat dan seni yang khas.

Kebudayaan dan agama Hindu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan tercermin dalam kegiatan keagamaan, soial budaya, dan berpemerintahan. Dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa di Bali tidak ada pemberlakuan sistem kasta. Salah satu terapan nyata terhindar dari pembagian kelas itu terlihat dari adanya pembatasan gedung di bawah standar dua tingkat ke bawah, apakah itu sebagai koorporat, politisi, dan pejawabat tertinggi negara.

Berhubungan dengan Papua, kebudayaan dan keagamaan asli selalu dipandang sebagai suatu tindakan pemujaan kepada objek lain bukan Tuhan dengan mengait-kaitkan dengan unsur spritisme yang didukung dengan satu kutipan teks kitab dan tafsiran Alkitan yang lebih penekanan absolut Kebenaran Firman.

Anggapan keliru ini menjadi bahan referensi panjang, saat saya mengamati kehidupan masyarakat Bali yang begitu sangat menghargai tradisi mereka. Adanya tugas besar dipundak generasi mudah yang terdidik dan cakap untuk merefreksikan budaya dalam terang Injil. Budaya tidaklah sesuatu buruk tetapi juga tidak selalu tampak benar. Mengaji Budaya dengan mengunakan analisis Teologi masih ganjil apabila memandang Alkitab sebagai Firman Tuhan dari paradigma absolut. Manusia akan sulit memahami Firman Tuhan yang utuh apabila selalu percaya pada apa yang Alkitab katakan.

Oleh karena itu, diperlukan prinsip penafsiran Alkitab secara Mutlak (ya pada apa yang Firman Tuhan katakan ya, dan mengatakan tidak apa yang Firman Tuhan mengatakan tidak), tetapi juga secara Relatif (menafsirkan Firman Tuhan integratif dengan ilmu-ilmu Sosiologi, Psikologi, Antropologi dst) menafsirkan Firman Tuhan memakai berbagai sudut pandang. Dengan kata lain untuk mengaji kebudayaan suatu masyarakat pendekatan analisis teologis harus disertakan penafsiran Alkitab secara Mutlak dan relatif dalam waktu yang persamaan.

PERJALANAN BALIK KE PAPUA

Hari Jumat, 02 Juni 2023 pukul 08:25 Denpasar lepas Lantas sligt ke Makassar. Translite Makassar to Papua Timika pukul 02:54. Sabtu, 03 Juni 2023 lanjutkan Timika dan tiba ke Jayapura

KESIMPULAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Saya secara khusus aturkan banyak terima kasih kepada Dewan Gereja Papua, telah diberikan salah satu kepercayaan sangat bermanfaat ini melalui utusan Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua sebagai peserta dalam lokakarya pelatihan dokumentasi dan keamanan digital. Melalui kegiatan Lokakarya Pelatihan Dokumentasi HAM dan Keamanan Data ini membekali Ilmu yang sangat bermanfaat. Saya pun mendapatkan ilmu baru melalui materi yang telah dilatih dalam kegiatan lokakarya oleh Tim Pelatihan Dokumentasi HAM dan Keamanan Data.

Komentar