Referensi Buku Pdt. Noakh Nawipa
E.Dd
BERUBAH MENJADI KUAT – Sebuah Refleksi Perkembangan Gereja Kemah Injil (Kingmi) Di Tanah Papua. Cetakan kedua 2021.
By Hengki Wamuni
Membahas seputar
pokok pikiran tema sentral Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua; “Berubah
Untuk Menjadi Kuat”. Buku ini menguraikan secara ringkas gagasan umum tentang
latar belakang pemikiran lahirnya tema umum dan cakupan pelayanan yang hendak diwujudkan
dalam pelayan oleh gereja Kingmi kedepan.
Beberapa tema
penting yang dibahas berkaitan dengan definisi dan cakupan dari slogan Berubah
Untuk Menjadi Kuat dalam buku ini yang saya tangkap adalah sebagai berikut;
1. Definisinya:
a.
Referensi PL
Konsep perubahan ada pada saat manusia telah melangkahi hukum dan perintah
Allah. Akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa kehidupan manusia ditandai penuh
masalah dan penderitaan. Manusia cenderung jahat dan dosanya menbuahkan maut.
Oleh karena itu, Allah sejak awal merencanakan suatu perubahan untuk memulihkan
keadaan umat manusia (Kejadian 3:15). Kitab PL menarasikan Allah mengutus
hamba-hamba-Nya Imam dan Nabi untuk menyampaikan seruan pertobatan. Tapi dari
regerenasi dosa semakin memuncak, akhirnya Kristus datang untuk memerangi kejahatan
manusia. Ia akhirnya berakhir dengan penuh kemenangan mutlak melalui perlawanan
sengit antara kejahatan dan kebaikan.
b.
Referensi PB
b.1. Yesus adalah
Pokok Perubahan
Dalam dunia yang menandai kehidupan manusia dengan kejahatan tersebut,
Kristus datang dan menyeruhkan pertobatan. Kristus membawah tatanan dunia yang
baru, kehidupan dalam kerajaan baru, yakni Kerajaan Allah. Ia seruhkan dengan
wibawah-Nya sebagai anak Tunggal Bapa; waktunya telah genap, kerajaan Allah
sudah dekat. Bertobat dan percayalah kepada Injil (Markus 1:15).
Ajaran Kerajaan Allah menjadi topik penting dalam kitab Matius. Tuhan Yesus
sendiri telah mengajarkan kepada murid-murid cara berdoa yang benar; datanglah
kerajaan-Mu di bumi seperti di surga (Matius 6:10). Datanglah kerajaan Allah
adalah Misi Allah (Missio Dey). Visi
itu juga kini telah diberikan kepada gereja untuk bekerja menghadirkan kerajaan
Allah tersebut. Dalam kerangka misi tersebut, Kristus mengutus murid2Nya kepada
dunia; “sama seperi Engkau (Bapa) Mengutus Aku (Anak) ke dalam dunia, demikian
pula Aku (Anak) telah mengutus mereka ke dalam dunia” (Yohanes 17:28). Ia
menghendaki mereka menjadi bagian dari kerajaan Allah dan membawah pembaharuan
dalam tatanan dunia yang menjadi kerajaan jahat dari perilaku manusianya.
Kerajaan Allah itu ada padamu, kata Yesus (Lukas 17:21). Ia juga berkata;
Kerajaan Allah itu sudah datang atasmu (Lukas 11:20). Akan tetapi kerajaan
Allah secara sempurna akan dinyatakan pada saat Kristus datang kedua kali ke
bumi (Matius 6:10).
Kerajaan Allah itu satu kenyataan yang ada di antara kita, tetapi secara
sempurna akan menyatakan pada akhir zaman. Penjelmaan Kristus dalam rupa
manusia adalah bentuk manifestasi kerajaan Allah (Yohanes 10:10). Bukti
kerajaan Allah telah dimulai melalui pelayanan Kristus; (1) percakapan
Nikodemus Yohanes 3, Perempuan Samaria, (2) mukzijat, (3) Penyembuhan, (4)
Pertobatan dst. Dalam Yohanes 10:10 menyatakan hidup yang berkelimpahan
merupakan ungkapan komprehensif dari eksistensi manusia. Ia menghendaki agar
kesejahteraan terpenuhi, kedamaian dan keadilan disanjung, distabilitas dan
kesetaraan menjadi budaya.
Kehidupan yang baru telah diinisiasikan oleh Allah. Ia memanggil Adam.
Seruan untuk pembaharuan dunia telah diseruhkan melalui para Nabi dan Imam.
Visi mengenai dunia baru, Sion, Yerusalem baru telah dikotbahkan oleh
hamba-hamba Allah. Kristus bergemah di
surga mengumumkan; Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru (Wahyu 22:5).
b.2. Konsep Paulus
tentang Perubahan
Paulus dalam suratnya membawah konsep Kerajaan Allah itu menjadi kenyataan
dari hidup nyata. Agar kerajaan Allah itu praktekan dalam kehidupan nyata,
Paulus meneruhkan agar terdahulunya mempersembahkan
Dalam surat Roma menarasikan bahwa Injil itu kekuatan Allah, yang telah
selamatkan setiap orang yang percaya akan nama-Nya. Mempersembahkan tubuh (Roma
12:1-2) melambangan seantro hidupnya: kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap (Lukas
10:27). Ada pernyataan larangan “janganlah” agar orang percaya upayakan hidup
yang berkenaan kepada Allah dan menghindari yang (Roma 12:2).
Kemudian kata kuat dalam Efesus 6:10. Keistemawaan orang kristen; orang
Kristen itu otang yangterpilih (pasal 1), orang kristen itu orang yang telah
berubah (pasal 2), orang yang bukan orang yahudi bisa menjadi orang kristen
(pasal 3), orang kristen itu orang yang hidup dalam panggilan ilahi (pasal 4),
dan orang Kristen itu juga orang yang hidup sebagai anak-anak terang (pasal 5).
Kuat dalam pasal ini mengadung implikasi yang luas; berangkat dari masa lalu
yang telah berdosa kini telah diperbaharui melalui iman percaya kepada Kristus.
Artinya kini telah meninggalkan dari pola hidup lama menuju pola hidup baru,
yakni terbebas dari segala kecondongan dosa. Oleh karena itu, agar hidupnya
tampil berbeda. Agar orang percaya harus kuat dari segalah kejahatan dunia dan
terus mempertahankan kemurnian pangilan Allah yang mutlak.
Melawan segala kuasa, pemerintahan dan penguasa udara dengan beriman dan
doa puasa (Efe 6). Karena dengan Allah kita melakukan perkara besar (Mazmur
126:3).
c.
Sinergikan Konteks
Papua
Dalam hubungan konteks Papua, tema berubah untuk menjadi kuat adalah dalam
semangat untuk membaharui menghadirkan kerajaan Allah di tanah Papua. Ingin
gereja ini bangun dari kesadaran semu agar budaya damai diperjuangan untuk
papua tanah damai. Visinya membangun Papua tanah damai adalah tidak terlepaskan
dari proses perubahan budaya kekerasan menuju pembangunan budaya damai dan
berkeadilan sosial.
Budaya yang menindas, merendahkan martabat manusia harus dihindarkan dengan
wariskan budaya keadilan dan perdamaian serta kasih antar sesama sebagai
ciptaan Tuhan yang mahasempurna.
Papua sejak lama menjadi situs kekerasan yang dikondisikan oleh pihak yang
berkepentingan atas Papua. Kekerasan ini melihat sebagai perbuatan sengaja yang
mana akan legalkan pendudukan dengan mengedepankan kegiatan humanis yang
menjanjikan. Kebijakan keamanan adalah cara rasional yang dijalankan untuk
pembangunan stabilitas sosial yang sedang wacanakan sendiri agar mengawal
program yang terselubung. Pendekatan
keamanan ini mengakibatkan pelanggaran HAM meningkat, menyebarkan budaya
kekerasan dan masih ada banyak soal yang rasisme menjadi pokok yang melahirkan
masalah lain.
Visi Papua tanah Damai
Misi utama dari gereja adalah Papua Tanah Damai (the Land od Peace). Ada beberapa rumusan masalah yang belum tuntas
adalah berkaitan dengan pembangunan ekonomi yang bersifat kapitalistik yang
tidak berpihak masyarakat asli papua, pemusnahan tanah adat, perusakan habitat
dan deforestasi, masalah pelurusan sejarah yang hingga saat ini belum ada
terang, penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat, kegagalan pembangunan aspek
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial dst.
Apa yang kini mendorong gereja dalam rangka mencari resolusi sosial dilalui
melalui mekanisme dialog damai.
·
Perubahan dimulai
dari diri, cara pandang, pikiran dan perbuatan. Menjadi orang yang bebas dari
dendaman, permusuhan, serakah dst.
·
Mengubah lembaga
sekurel dan gereja membuka diri terlibat dalam kegiatan emanisipasi diri.
2. Cakupan;
a. Gereja yang terlibat; semua aspek pemberdayaan jemaat ditengah
warganya mengalami jalan buntut menemukan masa depannya, gereja menuntun kepada
jalan. Segi sosiokulturalnya orang Papua terasa asing dari kepenuhan kebutuhan
fisik dan jiwanya semenjak lama. Oleh karena itu partisipasi gereja tidak
berfokus pada satu arah tetapi duadimensi antara kepedulian kebutuhan jiwa
psikologi dan jasimania, yakni setiap aspek hidupnya.
b.
Bangun keluarga yang
kuat
c.
Pendidikan anak yang
lebih baik
d.
Kembali hidupkan etos
kerja keras dan mengulangi budaya dependensi pihak luar untuk datang
menolongnya.
e.
Pemberdayaan Jemaat
Lokal
Pemberdayaan jemaat mencakup: Kemandirian Ekonomi, Pemberantasan buta
aksara, pendidikan, kesehatan, memberikan ruang bagi kaum perempuan, menolong
yatim dan janda. Pedulikan keadaan lainnya berbasiskan kebutuhan dan masalah
jmaatnya. Pemberdaya.
f.
Kuat kelembagaan
Fungsikan kelembagaan untuk menolong orang-orang lemah. Lembaga pendidikan
menjadi Kayo melalui literasi kritis dan membongkar bias hegemoni. Tidak
menjadi lembaga akademik yang mengantalkan kenimatan materil, tetapi berdiri
independen yang melibatkan kemasyarakatan. Studi yang mengangkat kejangklan dan
hasrat orang lemah untuk perubahan sosial.
g.
Agency sosial
Mengembangan kemampuan apa yang ada pada dirinya. Apa yang ada pada dirinya
adalah minat dan bakat, kemampan dalam bidang tertentu, keluarga, gelar, tanah.
Itu sebagai potensi dan talenda Tuhan mengembangan dan kelola baik. Kelola dan
atur baik potensi profesi sebagai guru, mandiri, politisi, birokrator,
pengusaha, LSM, gereja dll untuk memberdayakan dan bangkit untuk menolong
dirinya sendiri.
h.
Misi dan cakupan
kerja gereja;
1)
Menegakkan martabat
manusia
2)
Memperhatikan yang
lemah
3)
Menyeruhkan
pertobatan dan peringatan kebejatannya.
4)
Berani berdiri di
atas kebenaran Firman Allah dan kritis atas sistem struktur yang eksploitasi
warga jemaat.
i.
Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan kini juga perlu. Lembaga merupakan suatu instusi
sosial yang memiliki fungsi sosial. Sebagai entitas institusi maka mengembangan
fungsi sistem sosial dalam meperjuangan apa yang menjadi aspirasi dan keinginan
yang hendak dicapai olehnya.
j.
Mengembangan agency
sosial
3. Sejarah Kembali Gereja Kingmi;
a.
Legalitas Hukum
Gereja Kingmi
b.
Tantangan oleh pihak
pertahanan GKII
c.
Soluasi dan hambatan.
Komentar
Posting Komentar