Berita Natal IPMT PUTIIN PAPUA, 12 Desember 2023
By Hengki Wamuni
Tema : YESUS DATANG MEMBAWA HARAPAN KESELAMATAN
(Yesaya 9:6,Matius 1:21)
Sub Tema : Melalui Perayaan Natal Ini Kita Disatukan Untuk Menyambut Yesus
Manusia yang dibentuk Allah tujuan berbakti dan menyembah hanya satu-satunya kepada Allah yang berkuasa dan maha tinggi saja, telah berubah setia menginginkan dunia lain seperti apa yang ditawarkan Iblis. Sebagai akibatnya manusia menangguung kejahatan dan penuh masalah. Tetapi Allah telah menjanjikan berkat harapan, Yesus melalui benih dari seorang Perempuan akan membaharui kehidupan umat manusia. Dia akan membawa Kembali umat manusia menjadi benar di hadapan Allah.
Hengki Wamuni
Yesus lahir di Betlehem sebelah Selatan dari Yerusalem dimana tempat Raja Daud sendiri dilahirkan. Kampung Betlehem ini menjadi penting karena mempunyai nubuatan bahwa akan diperbarui Yehuda melalui seorang raja yang akan dilahirkan di Betlehem.
Waktu Yesus lahir terjadi kira-kira antara abad ke-6-4 sM, pada waktu itu Kerajaan Yehuda memerintahkan oleh Herodes Agung seorang raja yang jahat dan dictator pada abad ke-4 sM.
JANJI DAN KESELAMATAN
Kita Kembali menyimak Sejarah di Eden, saat melakukan dosa manusia telah hilang sifat-sifat Allah padanya dan terbuai dalam ketidakberdayaan mencari keselamatan sendiri. Akibatnya Adam dan Hawa mulai terasing dari kesempurnaan dan kekudusan dari kemuliaan Allah. Akan tetapi, Ia masih mau pergi mencari dan menemui mereka lalu mempersiapkan pakaian untuk menutupi tubuh melalui pengorbanan seekor hewan. Adalah Sejarah keselamatan Allah pertama terjadi. Sekalipun mereka memiliki niat jahat adanya keinginan menandingi Allah, akan tetapi Ia masih peduli mereka merupakan kadar kasih Allah sangat besar dan tidak ada batasnya.
Manusia pertama gagal mencapai tujuan penciptaan untuk memuliakan Allah dan hidup bebas dari segala kecenderungan keburukan. Mereka tidak mengindahkan perintah Allah, sedang impikan dunia lain seperti bagaimana Iblis tawarkan suatu kedudukan yang setara dengan Allah. Akhirnya mereka turuti pada tawaran Iblis yang pada hakikatnya penuh kebohongan dan niat jahat untuk menghancurkan hubungan baik antara Allah dengan manusia. Sesungguhnya Iblis sedang mentransmisikan sifatnya yang sombong dan ketamakan kepada manusia dengan bertambah kata Firman dan mengubah tujuannya.
Manusia yang dibentuk Allah tujuan berbakti dan menyembah hanya kepada Allah yang berkuasa dan maha tinggi saja, telah berubah setia dan mengantikan otoritas Allah dengan menaruh kepercayaan kepada objek yang bukan kepada Allah.
Akhirnya manusia harus hidup terpisah dari hadirat Allah dan FirmanNya. Dalam kitab Kejadian psl 3 menjelaskan bahwa akibat dosa Adam telah kehilangan kemuliaan Allah, lalu sifat keburukan dan kejahatan melekat padanya. Seperti Paulus dalam suratnya mengatakan; Melalui Adam dosa diwariskan kepada keturunan manusia. Semua manusia turut berdosa, sebabnya menerima hukuman kematian dan merusakan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam (Roma 5:12, 1 Korintus 15:21-22). Hidupnya menandai penuh masalah. Berbagai bentuk kejahatan ditemui dalam babakan kehidupan manusia, sampai mulai menaruh dan menuntut kepercayaan manusia pada dirinya sendiri. Dirinya menganggap kuat dan kepercayaannya bergantung kepada kejayaan, kekuasaan dan kekayaan mengantikan posisi kemuliaan Allah menghasilkan dosa dan kematian.
Betapapun segala upaya manusia hanya menuju kejahatan semata, masa patriarki Allah menjanjikan harapan masa depan hidup. Bapa-bapa rohaniwan menjadi media Allah, membuka lembaran kehidupan baru. Kisah yang paling spektakuler adalah cerita keluarga Nuh dan bencana Air Bah serta mempaharui perjanjian (Kejadian 6-8). Perjanjian Allah kepada Abraham tentang janji keturunan, kerajaan yang imamat dan tanah pusaka juga suatu janji berdasarkan inisiatif Allah dengan tujuanNya kesampaian keselamatan kepada semua orang (Kejadian 17:6-8). Tetapi tidak terlaksanakan tujuan tersebut karena terganjar oleh kebejatan hati orang Israel.
Sandungan ketidaktaatan orang Israel terhadap janji, perintah dan hukum Allah sebagai akibatnya mengalami masalah di atas masalah hingga mereka menjadi orang tawanan dalam sejarah yang sangat panjang. Mengambarkan situasi kehidupan ini dalam kitab Mazmur menyebutkan tidak ada orang yang pernah mencari Allah atau berusaha ingin menemui Allah (Mazmur 53:2-4). Keadaan kemunduran, kacau, tidak bersahabat, hidupnya terpisah yang mewarnai hidup mereka (Kejadian 6:6). Kita lihat masa lalu hidup leluhur dan kini juga masih ada konflik perang antar suku dan dalam kelompok, suka menyimpan dendam dan permusuhan hidup, praktek ilmu-ilmu hitam yang mewarnai hidup.
Di masa-masa sulit ini dalam berbagai cara Allah iklarkan janji keselamatan kepada hamba-hamba Allah seperti melalui Imam dan Nabi. Melalui Nabi Yesaya dan Yeremia Allah menjanjikan bahwa seorang raja baru akan datang untuk membarui. Ia akan memerintah dengan damai dan adil, seluruh manusia akan menarik kembali kepada Allah yang benar (lih Kejadian 49:10, Mikha 5:1, Yesaya 7:14, 9:6, Yeremia 3:15 dst).
Di tengah ketidakpastian hidup, Yesus harus lahir di tempat hina kandang Domba memberikan contoh keadaan kita yang begitu hina karena cara berfikir dan tindakan yang selalu menghasilkan perbuatan berlawanan dengan hakikat kekudusan dan kebenaran Allah yang menjanjikan. Yesus datang seperti sinar menerangi tempat kegelapan, gelap kejahatan dan dosa manusia.
Kontemplasi
Bagian ini yang menjadi perenungan bagi kita adalah setiap hal yang kita alami seperti apa yang kita pikirkan. Kita Kembali pada awal kisah di Eden, tentu saja Hawa sedang memandang dan menginginkan buah pohon yang dilarang Allah dalam hatinya. Lalu pencobaan mulai masuk menguji kesetiaan. Apa yang dirasakan Perempuan pada saat itu yang digunakan sebagai kesempatan bagi Iblis untuk mengodainya. Sekiranya Perempuan itu tidak merasakan dalam pikiran sesuatu yang kurang pantas, mungkin saja godaan tidak mungkin terjadi. Masa depan kehidupan umat manusia pun dijanjikan yang lain dari gancaran ketataatanya. Itu rahasia Allah dan tidak ingin kita masuk bagian kesitu. Begitu juga dengan sikap dan karakter hidupnya orang Israel yang begitu suka antalkan apa yang diinginkan sendiri dari pada janji mereka untuk patuh kepada hukum dan melaksanakan perintah-Nya dengan setia (Keluaran 19:5, 6).
Pikiran kita menjadi medan perang berbenturan antara pikiran baik dan jahat. Ketika pikiran kita tidak dituntun oleh Roh Kudus pilihan kita salah dan membawah kita pada masalah dan tidak kesesuaian. Tentu saja seringkali mengalirkan berbagai hal yang muncul dalam pikiran kita bercampuran. Berdasarkan apa yang kita sudah lihat atau sedang impikan, disitu menuntut pilihan-pilihan. Menentukan pilihan yang baik atau pun buruknya para teolog yang mengatakan bahwa; kita hanya menerima dari pilihan yang terjadi di alam bawah sadar yang tidak kita sadari. Hal itu ditentukan seberapa kuat atau dekat hubungan kita dengan Tuhan. Itu jugalah yang menentukan atas pilihan yang baik mengantarkan kepada keselamatan atau pilihan jahat yang mengantarkan kepada kejahatan dan penuh bermasalah.
Yesus yang sudah datang sejak ribuan tahun yang lalu, telah menyelesaikan beban dan menebus melalui pengorbanan di salib. Lalu memberikan kebebasan untuk berfikir, bertindak dan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik yang berkenaan kepada-Nya (Galatia 5:20, 21). Kini Kristus memanggil kita agar kita hidup benar dan adil, tetapi bukan lagi hidup di bawah tawanan dosa sebab Yesus sudah menanggung beban dalam salib. Kita tidak lagi hidup dari pengaruh masa lalu. Karena itu, melalui momen Natal yang penuh sukacita ini menjadi kesempatan yang baik bagi kita agar terlebih dahulu mengubah pola pikir dan memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan.
HARAPAN DAN PERWUJUDAN DALAM KRISTUS
Seperti uraian bagian ke satu, Allah sangat menyesalkan dengan sifat dan sikap kejahatan yang begitu besar (Kejadian 6:6). Ia kecewa bukan karena ada kekurangan, melainkan kita gagal mencapai tujuan penciptaan. Sebab, Ia menghendaki supaya semua orang harus bertobat dan percaya kepadaNya lalu menjalankan pekerjaan apa yang Ia menghendaki kita lakukan (2 Petrus 3:9). Tetapi tingkat ini manusia tidak mencapai dengan usaha sendiri, Tuhan pun harus turun tangan menyelesaikan dosa manusia. Dia adalah Mulia yang menjanjikan. Dia yang Pencipta menjadi ciptaan. Dalam nubuatan oleh para Nabi memberikan banyak nama dan gelar kepada Kristus; Raja yang memiliki kuasa tidak terbatas (Kej 49:10), imanuel (Yes 9:6, Mat 1:21), Allah yang turun mengambil rupa manusia, dan sebagai terang menyinari tempat kegelapan (Mikha 5:1-2, Yoh 1:2-5) dst. Dari semua yang bernubuat ini mengenai Kristus, Dia sinar Allah menerangi dalam dunia kekelaman.
Dalam dunia yang kelam ditandai agresi, kekerasan, ketidakadilan, diskriminasi dan menindas yang lemah atasnya telah terbitlah terang Allah. Seperti kondisi daerah internal masyarakat yang masih terjadi konflik perang suku dan antara kelompok, sikap dendaman dan permusuhan hidup, harga manusia jadikan setara dengan hewan piarahan ketika menuntut denda yang sangat mahal, praktek ilmu sihir dan guna-guna yang masih terlihat menghambat pertumbuhan iman dan juga sebagai hal buruk yang menghambat kemajuan. Pada pihak lain, akibat konflik bersenjata yang mencekam situasi sosial, menyebarkan kejahatan pembunuhan, diskriminasi, penghilangkan paksa, meningkat gelombang pengungsian, kemacetan pelayanan public dan kesulitan akses pelayanan gereja ini, Yesus adalah pengharapan kita akan kedamaian dan kebebasan aspek kejiwaan dan juga mengubah sistem sosial yany labik baik.
Yesus ribuan tahun yang lalu telah datang ke dunia dan melaksanakan tujuan Allah, mengadakan transformasi jiwa dan sosial secara permanen (keselamatan total). Kemerdekaan itu Kristus telah diberikan kepada semua orang percaya, dan kuasa Roh Kudus itu telah diberikan agar dengan menggunakan kebebasan untuk memerangi segala kecenderungan yang menyengsarakan. Supaya menyebarkan kasih dan kedamaian untuk memperantas perilaku manusia menciptakan kesenjangan sosial. Karena, Firman Allah menjanjikan bahwa hidup kekelaman tidak selamanya begitu lama. Allah sebelumnya sudah mempunyai rencana yang sangat baik bagi masa depan hidup (Yeremia 29:11). Perlakuan keburukan tidak akan bertahan lama, tetapi kuasa Allah akan terus berkembang dan Damai dan keselamatan tidak akan berkesudahan (Yesata 9:1, 6). Kejahatan manusia terhadap Allah sangat besar, kasih karunia Allah semakin bertambah besar dan kepedulian Allah sangat tinggi.
Disini, Kebaikan hati Allah sangat melampaui batas dari kemampuan dan lebih tinggi dari capaian manusia yang sangat tidak mungkin sekali. Dalam kaitan ekspektasi kasih Allah (janji keselamatan yang hanya bisa diberikan oleh Allah dari tempat mahatinggi), terjadi diluar dari batas jangkauan manusia. Komparasikan (membandingkan) dengan kehidupan manusia setiap perbuatan baik tentunya ada imbalan (balasan). Berbeda dengan Allah, bahwa kasihNya yang bebas dan murni. Sekiranya perbuatan besar Allah juga memiliki cara transaksional (perhitungan untung rugi), mana mungkin keselamatan sampai kepada dunia. Hanya kasih dan karunia Allah yang begitu besar tanpa batas, Ia masih mengasihi kita dan rela meninggalkan kepenuhan ke-Allahan lalu menjadi manusia dan mengalami penyiksaan sangat berat yang tidak pernah ada dalam sejarah manapun sebagaimana timbang berat siksaan dinubuatkan dalam Yesaya 53. Ia datang menyebarkan kasih dalam permusuhan, mengadakan kedamaian dan keadilan di tengah-tengah sistem peras, mengubah mind set dan memberikan kebebasan yang terikat dan terbuai dalam dosa dan ketidakberdayaan. Lalu Firman yang membebaskan itu telah ditinggalkan dan diberikan kepada kita dan itu menjadi penentu dalam segi kehidupan manusia yang berkaitan dengan keselamatan jiwa dan pertobatan ataupun perubahan sistem sosial menjadikan yang lebih baik bagi kemuliaan bagi NamaNya (Yoh 14:27). Setiap kita dipanggil Allah supaya terima dan percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan beritakan Injil kabar baik, selamatkan dan membebaskan dalam tuntunan dan penguatan Roh Allah.
Di dunia ini resistensi suatu negara bergantung kepada kekuatan militer dan berbagai peralatan alutsista, kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan sosial. Tetapi kita yang memilih dan dipanggil Tuhan, kekuatan kita terletak pada iman dan berdoa. Kita punya senjata Firman Allah untuk mampu mengubah dunia, merestorasi sistem yang jorok, mendatangkan pendamaian.
Dalam situasi yang menghambat perkembangan dan kemajuan ini masih ada harapan di dalam Kristus. Yesus hadir untuk memenuhi tujuan Allah, agar hadirkan perubahan kejiwaan dan sistem sosial.
Kontemplasi
Jelas momen Natal yang sanjungannya damai sukacita dan kegembiraan besar menantang kita supaya kita yang sudah banyak belajar dan pengalaman tidak lagi harus bergumur dalam cara hidup lama yang menjadi kebiasaan buruk daerah asal ataupun segi budaya yang melekatnya. Tidak juga harus tunduk pada nasehat orang tua yang berkaitan dengan dendaman kenangan buruk agar kita menaruh permusuhan kepada sesama. Kita ingat permusuhan tidak pernah melakukan yang baik. Yang ada kemunuduran, kacau, semakin menjauhkan, tidak persahabatan yang menjadi bagian.
Kita adalah tentara Kristus yang sedang dipersiapkan untuk menghadapi kerawanan. Saya mendengar beberapa hari lalu berita tentang mahalnya pembayaran kepala manusia dengan denda yang begitu sangat mahal di kabupaten Puncak pada waktu tidak lama ini. kita tidak bisa melakukan suatu perubahan besar, tetapi perubahan pertama harus dimulai dari diri kita. Dan kita bisa lakukan apa saja yang kita bisa berbuat. Dengan tindakan kecil berdampak besar, bersama Kristus pasti kita bisa.
BAGAIMANA KITA BERSATU MENYAMBUT YESUS
Slogan kesatuan menjadi satu tema yang sering saya lihat dimana-mana. Tetapi sangat sulit terjadi dalam kehidupan nyata. Karena manusia memiliki perbedaan persepsi, tujuan dan harapan. Ada yang memahami kesatuan itu dengan kekompakan. Kekompakan itu ciri-ciri dari kesatuan. Menurut saya kesatuan itu dimulai dari kerendahan hati dan sikap menerima perbedaan dan menghargainya, maka kesemangatan, kekompakan dan antusisme akan timpul sebagai bagian dari semangat tersebut. Sementara kita masih menonjolkan perbedaan dan tidak menerima sesama, kesatuan hanya menjadi slogan tema, bahan wacana, tinggal kata-kata atau ucapan-ucapan saja.
Kesatuan yang tulen dan orisinal hanya terdapat dalam hubungan ketritunggal Allah yang Mahakuasa. Momen Natal telah memberikan pembelajaran bahwa kesatuan harus dibangun atas dasar kasih, pengorbanan, persahabatan. Satu langka maju, kita sudah bangun Nduni (Moni), Tongoi (Damal), Kunume (Dani), yakni IPMT PUTIIN. Dan itu kita berterima kasih kepada semua para senioritas yang berdedikasi untuk mendirikan bersama kita yang sedang masih mengenyam pendidikan organisasi ikatan pelajar dan mahasiswa teologi dari tiga kabupaten, yakni Puncak Papua, Timika dan Intan Jaya. Berbedaan suku, bahasa dan perbedaan tipis budaya bukan menjadi satu penghambatan. Menerima perbedaan dan saling mengakui menjadi penting tanpa kita mengedepankan perbedaan persepsi dan keinginan yang tidak dibangun kesepahaman bersama.
Konsistensi kesatuan Tuhan yang Mahakuasa menjadi pijakan kita eratkan jalinan dan satukan komitmen untuk giat melakukan kerja-kerja untuk kemuliaan Kristus. Kita harus menjadi penolong bagi daerah dan masyarakat di trikab. Honai atau Tongoi yang ada ini menjadi tempatnya siapkan kader yang dialektis, dialogis dan reflektif basis masalah dan kebutuhan. Dengan tindakan kecil ini kita bersama Yesus pasti bisa.
KESIMPULAN
Paulus, dalam Efesus 2:10 menegaskan bahwa kita yang dipanggil Allah sudah diubahkan oleh Yesus untuk melakukan yang baik. Perbuatan baik itu direncanakan Allah dalam panggilan itu.
Oleh karena itu, momen Natal ini menjadi perenungan yang mendalam, bahwa kemenangan Kristus menjadi pijakan kita, perubahan yang Yesus lakukan menjadi tujuan hidup kita mulai dari pribadi lepas pribadi, kelompok sampai pada komunitas. Perubahan pertama dimulai dari saya sendiri, dan bukan orang lain.
Komentar
Posting Komentar