Teks bacaan dalam Acara Perayaan Natal Asrama Amakane IPMI-J Kota Studi Jayapura
Oleh Hengki Wamuni
Tema: FIRMAN TELAH MENJADI MANUSIA DAN ADA DIANTARA KITA (YOHANES 1:14)
Subtema: Melalui Perayaan Natal Ini Anggota Penghuni Asrama Amakane Menyadarkan; Firman Menyertakan Kita Dahulu, Kini dan Selamanya.
9 Desember 2022/2023
PENDAHULUAN.
Kita tidak bisa pungkiri bahwa Natal telah tibah dalam keadaan yang sama. Tidak berubah dulu sampai sekarang Papua menemukan dirinya dalam kesuraman masa depan yang buram. Papua menjadi situasi kekerasan, penumbahan dan pembunuhan sejak tahun 1963 dalam genggaman kolonial Indonesia. Intan Jaya awalnya masuk konsesi wilayah eksploitasi PT Freeport tahun 1999 melalui undang-undang Izin Usaha-Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Tahun 2015 Freeport Indonesia kembalikan kepada negara melalui Inalum Mind Id PT milik Negara di bawah BUMN. Setelah deklarasikan resmi pemerintah menyatakan siap beroperasi penambangan Blok Wabu 2019 lalu diikuti dengan operasi militer di kabupaten Intan pada pasca pembunuhan tiga tukang ojek yang TPN PB klaim sebagai memata-matai kegiatan mereka di kampung Pugisiga. Literatur Pusaka Lokal, Nasional dan Internasional hasil investigasi dan riset lapangan telah teridentifikasih adanya hubungan antara ekstratiktifisme, operasi militer (konsesi militer dengan kegiatan bisnis), dan konflik perang bersenjata yang melahirkan krisis kemanusiaan. Sampai sekarang masyarakat Moni pada khususnya masih berada tempat pengungsian, terputus dengan layanan dari semua aspek. Pembunuhan terus terjadi. Duka dan tangis mengantikan kebahagiaan Natal. Serangan panik, depresi dan trauma menghantui semakin jauh momen natal yang identik dengan damai dan sukacita serta gembira. Tidak adanya kebijakan pemerintah dalam penanganan kasus evakuasi dan pengungsi juga semakin menambah kecemasan dengan kektwatiran genosida dan ekosida. Sebab kampung mereka memiliki cerita sejarah yang panjang turun temurun. Sebab adanya indikasi politik relokasi yang sedang diupayakan dalam rangka membangun koramil persiapan Hitadipa. Penyebaran pos militer sebagai upaya securitysasi wilayah potensi kekayaan alam memudahkan kontrol setiap aktivitas warga untuk pengamanan dinggarap kekayaan isi perut bumi Intan Jaya.
Pada zaman dulu bahkan sampai sekarang tidak ada segala sesuatu yang terjadi tanpa diketahui manusia. Allah menyatakan agenda kepada hamba-hambaNya para Nabi dan Imam-imam sebelum terjadi (Amos 3:7). Kelahiran Kristus terjadi dalam waktu yang terpenting. Waktu menunjukkan pada agenda ketetapan Tuhan menurut hikmat Allah yang transenden. Waktu terus berputar pada porosnya dan keadaan iklim dan setiap musim sili berganti dalam waktunya. Berbeda dengan agenda dan waktu Tuhan untuk hendaknya realisasi menurut keputusan Allah yang sempurna (Galatia 4:4).
Manusia pertama telah jatuh ke dalam dosa. Sebagai konsekwensinya manusia berubah menjadi manusia yang stengah manusia. Semua manusia pada setiap generasi turut merasakan sifat turunan dosa yang digambarkan dalam sifat dan perilaku yang membuahi kejahatan (Matius 6:23).
Pada zaman PL Allah menyerukan kasih yang berisi pertobatan dan keselamatan kepada umat melalui para imam dan Nabi. Para setiap pengutusan Allah ditolak dan berlakukan keji. Banyak para imam dan Nabi yang dibunuh sebagai sikap mereka menolak hukum dan perintah Allah, dimana dalam PB Yesus mengambarkan dalam bentuk alegoris mengambarkan penggarap-penggarap kebun anggur dan orang-orang pengutusan (Mat 21:33-46). Karangan lagu Natal dan narasi yang keluar dari setiap penghotbah memaknai Natal sebagai Kristus terbitkan terang dalam kegelapan merupakan artian umum dari semua bagian kehidupan yang ditandai merdeka dari kecenderungan dosa. Sikap umat menolak keselamatan yang ditawarkan melalui para hamba-hambaNya itu menjadi suatu pilihan lain bagi Allah bagimana merealisasikan konsep keselamatan yang dilihat dan dirasakan secara terlihat. Dimana Allah adalah Roh yang tidak bisa dilihat secara kasatmata, Yesus adalah wujud nyata Allah kepada dunia. Yesus datang untuk menyatakan maksud Allah, memperkenalkan keinginan Allah dan melaksanakan kehendak Allah. bahkan Ia taat sampai tergantung di atas Salib untuk menebus dan selamatkan. Menyediakan keselamatan yang gratis bagi setiap orang yang ingin menerima keselamatan itu.
Dalam kehidupan yang kita jalani ini banyak hal yang tidak memuliakan Tuhan sama seperti orang Yahudi masa lalu yang menjadi keras hati untuk tidak mau menerima untuk hidup menaati Allah. Tidak ada kemampuan tercermin bukti penyertaan Tuhan yang kita alami dalam lika-liku hidup karena keegoisan ketamakan, kesombongan, penyangkalan secara sadar. Hal itu terjadi ketika tidak mampu penyadaran penyertaan yang memberikan hidup dan kekuatan. Dan dengan jalan itu berlakukan penyangkalan dan merendahkan betapa besar perbuatan Kristus bagi kita.
Di dunia yang tengah amat tidak persahabatan dan jahat itu Kristus meninggalkan kemuliaan sebagai Allah dan Ia datang untuk mengadakan perubahan sampai pada dasar-dasar. Bahkan Ia taat sepenuh hati kepada Bapa-Nya untuk menanggung semua beban berat umat manusia dan melahirkan manusia baru dalam Kristus dan memberikan pembebasan secara gratis agar semua bertobat. Sebagaimana dahulu Kristus diutus untuk melakukan perubahan, saat ini Dia pakai dan utus siapa saja tengah penumbahan, penyiksaan dan pembunuhan serta pengungsian untuk melakukan perubahan dan kedamaian Mat 5:9). Maka berubahlah pola fikir, karakter dan sikap sebagai langkah menyambut hal baru bagi perubahan diri, daerah dan Papua pada umumnya (2 Kor 5:17).
BAGIAN BAHASAN
1. Firman Menjadi Manusia.
Pemaknaan Firman terdiri dari dua hal, yakni ucapan dan pesan yang tersirat. Pesan yang tersirat merujuk kepada pesan Allah kepada umat manusia. Firman itu maksudnya adalah Kristus. Yesus adalah keseluruhan dari pesan itu yang hendak ingin sampaikan kepada manusia.
Pertobatan dan keselamatan yang diseruhkan Allah melalui para Nabi dan imam telah ditolak dan dibunuh. Allah adalah Roh yang tidak kelihatan memerintah dan menyampaikan firman agar manusia hidup mengikuti anjurannya. Namun Firman itu terpantul dan bangsa berlakukan kejahatan yang menimpang dan penyelewangan hukum-hukumNya. Maka Allah hendak berfikir mengutus seorang Anak Tunggal Bapa, Firman itu kemudian menjadi manusia. Ia berada dengan Allah sebelumnya, Ia terlibat dalam proses penciptaan segala sesuatu, Ia adalah terang manusia. Ia mengenakan darah daging manusia. Ia bersedia meninggalkan kemuliaan dan keilahian menjadi seorang manusia. Ia lalui dan mengalami semua bagian kemanusiaan.
Kristus memancarkan kemuliaan Allah. Dia mencerminkan hakikat Allah secara nyata dan sempurna. Hal itu telah terbukti dari kehidupan pelayananNya-melalui kematian telah membersihkan dari segala dosa.
Dalam hal ini hubungannya dengan Firman yang sempurna adanya selalu mengalmi dinamis dalam penerapan berparalel konteks kekinian. Firman hadir sebagai sebuah jawaban, respon-respec dan simpati dalam pijakan lerevansi dengan kebutuhan.
2. Diam Diantara Kita.
Setelah mengambil rupa dan sifat manusia Ia menempatkan diriNya pada tempat dan keadaan manusia yang lain.
Nol abad yang lalu, Yesus telah lahir sebuah kampung kecil Betlehem disebut kota Daud di Yerusalem. Pertama sekali mengabarkan berita kesukaan oleh malaikat Tuhan kepada orang-orang yang stratifikasi kelas bawah, orang-orang upahan yang disebut gembala penjagaan Domba, akan tetapi bukan kepada orang terpandang, selebiriti, koorporat dan memiliki kelas atas. Para gembala menjadi pembawa berita gembira kesukaan dunia pertama-tama (Mat 2:17).
Ia menjelma menjadi manusia itu tujuannya untuk menebus dan memulihkan dan kembalikan manusia pada hubungan yang dekat dengan Allah. Suatu rahasia yang terbesar adalah merendahkan diriNya, Ia datang membuka hati dan pikiran sehingga mengenal kebenaran Allah. Dulunya Allah menyatakan FirmanNya lewat berbagai-bagai cara melalui para Imam dan Nabi tetapi sekarang Allah Nyatakan keinginanNya melalui Kristus.
Yesus mengalami proses pertumbuhan sama seperti manusia, Ia juga pernah mengalami keletihan, merasa lapar, haus, menangis dan mati. Semuanya ini dialami dalam keadaan memiliki tubuh manusia. Tetapi Kristus manusia yang tidak berdosa karena Ia dilahirkan seorang anak dara.
Ia selalu diam dan berada bersama kita. Ia saksi setia menyaksikan setiap perbuatan kita. Kita punya pergumulan yang lebih berat rasanya, tetapi Ia berjanjia Ia akan menolong (Ibrani 2:18). Dia juga berkata pergilah kepadaNya mencurhat segalah beban berat hidup, Dia akan berikan jalan keluarnya (Mat 11:28; 7:7). Adalah bukti Allah diam bersama kita.
Kita sebagai makhluk insan Allah, hati nurani kita dengan kepenuhan Roh dimampukan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan salah, patut dan tidak patut adalah hasil dari apa yang Firman itu berbaur nurani kita, mendorong untuk memilih yang baik (Roma 8:16). Tetapi kebanyakan kita tidak sadar itu. Sadar bahwa sesuatu yang perbuat adalah dosa tetapi tetap perbuat. Itu adalah tanda kita menolak pesan Allah yang hendak Allah bisik dalam nurani kita.
3. Kita telah Melihat KemuliaanNya.
Nenek moyang kita telah melawan Allah dan sebagai konsekwensinya turunan hukum kitapun turut mengalaminya (Roma 6:33). Tetapi Kristus yang menanggung. Bagimana hal itu kita bisa lihat dalam perubahan hidup masa lalu dibandingkan dengan masa sekarang. Bagaimana dulunya berada dalam isolasi, diskomunikasi dan distabilitas yang semakin menjauhi kami dari yang lain. Tetapi hari ini kita bisa melihat saling ikat persahabatan dari satu suku dengan suku lain, interaksi antar ras dan etnik dan rumpun yang berbeda.
Kita ada sebagaimana ada sekarang buah dari kebaikan Allah melalui para zenting membawa Injil ke tanah kita. Kita mengenal siapa sesungguhnya diri kita, tujuan hidup dan kemana hendak akhir hayat setelahnya! Sikap hidup yang selalu melawan dan mendukakan hati Allah, melimpahkan pundak Kristus. Yesaya 53 mengisahkan bagaimana kengerian siksaan yang dihadapi Kristus dan web resmi dan kanal Youtube Zion Christian Press dikarang dalam lagunya dengan judul The Suffering Seryant Isaiah 53[1]. Perlakuan yang lebih merendahkan dari rendahnya manusia yang bejat, bahkan terhitung diantara penjahat (gantung dikayu salib). Salib simbol kemuliaan dan kemenangan Kristus mengenapi Nubuatan pada kejadian pasal 3 (Kejadian 3:15; 1 Kor 1:25). Terang yang dalam Yohanes 14 ayat sebelumnya mengisahkan terang merujuk pada Injil adalah kekuatan Allah yang selamatkan semua orang. Dalam cengkaraman dosa sosial, kebiasaan-kebiasaan buruk, karakter hegemoni dan perlakuan sewenangan stratifikasi sosial, pembedahan, pemisahan, isolasi yang digambarkan sebagai kegelapan yang menghantui manusia terbitlah terang Kristus terinfrensial dalam hukum kasih (Lukas 10:27; Yoh 3:16). Kasih adalah Apa yang mendorong Allah untuk mengutus dan mengorbankan Anak-Nya. Kasih membawah Kristus untuk menuntukkan diriNya kepada dunia yang berdosa dan kengerian Salib. Kasih adalah apa yang menyebabkanNya mencari dan menyelamatkan orang yang terhilang, bertekun sampai setiap orang yang mau menerina-Nya diubahkan dalam citraNya. Dalam kehidupan mereka akan manifestasikan 9 karakter hidup melalui bimbingan Roh Kudus (Galatia 5:22-23). Dalam Alkitab telah menelaahkan kemuliaan Kristus pada pelayanan, penyiksaan, penyaliban, kematian, dan kebangkitan yang memuncaki pada eskatalogi pada kedatangan kedua kali di imperium baru. Kebenaran Allah tidak akan dipatahkan dan tidak akan dipadamkan (Yesaya 42:3-4). Melalui cara yang bodoh bagi dunia Salib adalah Hikmat Allah dan kemuliaan Kristus (1 Kor 1:25).
Kita telah mendekatkan kepada Allah melalui jembatan kasih Kristus bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Jaminan keselamatan tidak ada pada siapapun, bahkan manusia sama sekali tidak pernah memikirkan bagaimana ia bisa memperoleh keselamatannya. Manusia tidak berdaya melepaskan dirinya dari genggaman dosa. Tetapi keselamatan yang benar kita peroleh dalam Kristus, tidak ada yang lain (Kis 4:12).
Kita tidak sadar bagaimana telah kita dilahirkan orang tua dan mengalami proses pertumbuhan dari yang bayi sampai pada dewasa. Kita juga tidak mengerti proses perubahan unsur tubuh kita. Beragam pengalaman tentunya kita belum sepenuhnya menyadari bagaimana kita laluinya. Misterinya hidup tidak ada grand design sebagai stimulus dari bagaimana menghadapinya dari tantangan misteriusnya. Tetapi kita hanya terus saja berjalan. Adalah kebodohan kita bagimana kita mengetahui semuanya itu berjalan dalam keberaturan.
Semuanya ini kita berjalan hanya karena berkat kepenuhan secara jasimani dan rohani. Hidup ini tiada bearti jika tanpa sertai Tuhan. Ia menjadi mesin penghidup dan pengerak. Segala misterius yang kita berlalu dan akan hadapi ada satu sosok amat dekat dan mengenal intim setiap kita. Seringkali hari-hari ini kita melupakan dengan fokus pekerjaan dan tugas. Barangkali melupakan selama sehari bahkan sampai satu minggu. Tetapi bukti penyertaan berlimbah ruah kasih-Nya tidak pernah dibatasi oleh dosa. Buktinya Ia masih beri kita hidup dan kekuatan.
4. Mengenal Kasih dan Semua KebaikanNya.
Kristus adalah pesan Allah kepada manusia untuk menyatakan kebenaran, keadilan, kejujuran, kedamaian, dan kesetaraan dengan selamatkan manusia dan kembalikan hubungan seperti semula. Ia melakukan tugas apostolik, menyebarkan Injil mengenai kerajaan Allah dan pelayanan sosial. bagi Kristus pelayanan kehendak Allah adalah melihat yang lemah, tertindas, miskin dan diabaikan strata sosia (Mat 25:31-46).
Penjelmaan Kristus menjadi manusia ada tujuan yang paling muliah, yakni mengkonjungsi hubungan seperti semula. Ia datang untuk memulihkan keadaan yang serbah permusuhan yang semakin memisahkan antar klan, suku bangsa, dan atau antar kerajaan dan negara kalau waktu-waktu kinian. Ia juga datang pembebasan bagi yang berada dalam sistem rantai besi, penyembuhan dan keselamatan kepada orang-orang yang mengalami berbagai jenis penyakit, menyatakan hak-hak dasar manusia, pembelaan bagi yang lemah, penyembuhan total beban traumatis dan gangguan psikologis, kedamaian tengah permusuhan, pembetulan pikiran dan pemahaman yang salah tentang kebenaran Allah, memberikan keteladanan berbuat baik kepada umat manusia; dan paling banyak terdapat dalam pengajaran dan isi khotbah-Nya kecaman bagi orang yang sok pietis dan para profan kaum Farisi dan Saduki.
Kristus yang orang percaya dan pada umumnya orang Krisen percaya sebagai kepala Jemaat, Ia memberikan suatu teladan dan sifat dan khas kerajaan sorgan diturunkan bagi jemaatNya.
Sebagaimana Allah mempersiapkan Kristus dan mengutuskan ke bumi bertujuan untuk mengadakan perubahan tengah zona merah, demikian juga Kristus sedang mengutus setiap orang ke dalam dunia dimana Ia menempatkan kita dimana saja. Kita ini buatan dalam rancangan yang sempurna, benih untuk berbuat banyak hal. Kita juga alat ditangan sang penebus dan pencipta untuk melakukan pekerjaan besar yang disediakan Allah bagi setiap orang (Petrus 2:10). Apakah hari ini kita menyadari itu. Sekiranya tujuan hidup ini hanya untuk beralkohol, pestapora, bergantian pasangan, membuang-buang waktu; apa gunanya hidup ini. Sebentar lagi minum tabrak mati, pergantian pasangan menginveksi virus HIV/AIDS dan berbagai rancangan lain membawah malapetaka yang telah buat strategis oleh para pelaku kejahatan dan rekayasa tanah dan keadaan kita yang sedemikian! Apakah kita mengerti? Apa gunanya hidup ini kalau hidup kita hanya begitu-begitu saja!
Intan Jaya ku yang kubangga dan selalu dihati telah dirobek dan dirusakkan. Mengubah warna muka bumi Intan Jaya. Akibat konflik bersenjata mogok pendidikan, layanan kesehatan dan ekonomi masyarakat, pengungsian lebih tinggi diikuti dengan kematian warga sipil dalam perjalanan pengungsi. Banyak warga sipil menjadi sasaran korban dalam insiden ini. Kasus kecurigaan dan spionase semakin tinggi dan yang ujung-ujungnya menuai korban pihak masyarakat sipil.
Natal yang identik dengan kebahagiaan dan sukacita yang penuh gembira hati berubah menjadi hujan tangis dan kederitan luka yang parah. Gelomobang pengungsi separuh besar penduduk telah meninggalkan negeri pusaka mereka dan tempatnya dihuni oleh pelaku kejahatan (pos militer). Masuknya daerah otonomi baru diikuti dengan pemekaran kodim, porles dan penyebaran pos-pos militer semakin berdekat. Jalan securisasi wilayah dengan semakin menyebarkan pos keamanan mempermudah kontrol setia civitas masyarakat dan memberikan perlindungan kegiatan ekspansi kekuasaan dan kegiatan bisnis mereka. Tengah itu negara juga secara resmi mengumumkan rencana menggarap emas melalui PT Blok Wabu, diapatis komponen masyarakat naik gelompang penolakan. Kebijakan negara yang dipaksakan menjadi suatu kemutlakan merealisasikan, kita tidak punya berdalih penolakan hanya dengan mengatakan ini hak pusaka. Kekuatan pengetahuan menjadi peran penting dalam perperangan segala kebijakan dari berbagai institusi yang masuk dengan kemumpumi kesiapan kemampuan yang memadai.
Terbenturnya berbagai persoalan yang sedang mengorgoti iman orang bangsa Moni saat ini, Allah telah memilih dan mengutus kita orang-orang mahasiswa Intan Jaya menjadi agen perubahan. Orang lain tidak akan datang untuk merubah wajah daerah kita. Tidak mungkin orang lain akan peduli sebelum kita sendiri akan peduli dengan alam, manusia dan daerah Intan Jaya. Hanya orang-orang terdidik dan karakternya baik dari Intan Jaya itu yang akan bangkit dan menghadirkan perubahan. Hal ini berawal dari proses kesiapan kita dari waktu dini. Apa yang akan kita sedang tanam selama berpendidikan akan tuaian lapangan.
Oleh karena itu, persoalan Intan Jaya menunggu generasi saat untuk untuk merubahkan keadaan. Sering Tuhan memakai orang-orang yang sedang memikirkan masalah dan daerah mereka. Sebagaimana Musa yang sebagai sikap keberpihakan kepada bangsanya membunuh orang bangs Mesir, pembunuh itu Allah pakai untuk menjadi seorang karismatik pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Pemaknaan Natal ini kita merefleksikan sebagai hari berduka dan penuh gejolak, tengah itu Kristus hadir dan memberikan kita kekuatan dan kuasan untuk berbuat sesuatu. Ia sudh memilih kita, karena kita ini buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang Allah siapkan sebelum kita belum berbentuk (Efesus 2:10; Yeremia 1:5-10). Karena Allah merancang yang baik dan bukan merencanakan melukai kita (Yesaya 29:11).
Pancaran Kasih Kristus mengenakan kepada semua orang untuk berlaku saling berbagi kasih sebagai kewajiban bagi orang percaya yang tercover dalam hukum Kristus (Mat 22:37).
KESIMPULAN.
Firman sudah menjadi manusia dan diam di antara kita menjadi saksi yang setia baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik. Maka moment Natal ini dimanfaatkan koreksi diri dan usaha mengutamakan Tuhan dalam segala tindak-tanduk kita. Karena pada dasarnya kita ini buatan Allah melalui Kristus supaya kita melakukan pekerjaan baik yang ditentukan Allah mengenai kita (Efesus 2:10).
[1] https://www.zcpress.org/isaiah-53/ dan dalam Kanal Youtube; [1] https://youtu.be/hShwbkfG8fA
Komentar
Posting Komentar